Social Icons

Arif Rahmanto

Selasa, 21 Oktober 2014

Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Penulisan Bahasa Ilmiah

            Bahasa indonesia merupakan bahasa resmi negara Indonesia. Oleh sebab itu setiap karya atau penulisan ilmiah wajib menggunakan bahasa Indonseia yang baik dan benar. Karya ilmiah menuntut kecermatan dalam penalaran bahasa karena karya tulis semacam itu harus memenuhi ragam bahasa standar yang formal bukan bahasa pergaulan. Ragam bahasa itu sendiri terdiri atas ragam bahasa lisan dan tulis. Ragam bahasa untuk karya ilmiah hendaknya mengikuti ragam bahasa yang mencerminkan bahwa penulis adalah seseorang yang terpelajar di dalam bidang tertentu.

            Dalam membuat suatu penulisan karangan ilmiah diperlukan kata-kata yang tepat dan bersifat formal agar isi dari karangan ilmiah tersebut bisa dipahami dan dimengerti oleh pembaca sehingga tidak mengalami kerancuan dan tidak terjadi kesalahpahaman oleh pembaca dalam mentafsirkan karangan ilmiah yang anda buat. Maka dari itu, penulis harus benar-benar mengetahui tata cara penulisannya sekaligus menguasai kata-kata dalam suatu bahasa sehingga dapat merangkai suatu kata dengan baik dan benar baik secara lisan maupun tulis. 

            Ragam bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku inilah yang dapat mengidari kita dari keambiguan makna (bermakna ganda) karena karya ilmiah itu tidak terikat oleh waktu. Dengan demikian, ragam bahasa untuk karya tulis ilmiah sebisa mungkin tidak mengandung bahsa yang sifatnya kontekstual seperti ragam bahsa jurnalistik. Tujuannya agar karya tersebut dapat tetap dipahami oleh pembaca yang tidak berada dalam situasi atau konteks saat karya tersebut diterbitkan. Kadang masalah ilmiah itu sulit dicari alat peraganya di keadaan nyata karena bersifat abstrak.

            Oleh karena itu diperlukan struktur bahasa yang canggih. Aspek yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah yang berupa penelitian adalah isinya harus bermakna, uraiannya jelas, memiliki kesatuan yang bulat, singkat dan padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan yang berlaku. Pemenuhan kaidah kebahasaan merupakan ciri utama dari bahsa keilmuan. Oleh sebab itu, aspek kebahasaan dalm karya ilmiah sebenarnya adalah memanfaatkan kaidah kebahasaan untuk mengungkapkan gagasan secara cermat. Kaidah ini menyangkut struktur kalimat, diksi (pilihan kata), peristilahan, ejaan, dan tanda baca. Di perguruan tinggi, kaidah bahasa Indonesia menjadi masalah karena sebagian besar buku ilmu pengetahuan dan teknologi berbahasa Inggris sementara proses belajar menggunakan bahasa Indonesia.

            Setelah mengerti bagaimana cara penggunaan kata yang baik dan benar baik secara lisan maupun tulisan, selanjutnya yang harus kita siapkan dalam penulisan ilmiah yaitu perencanaan penulisan karangan ilmiah. Dimana penulis harus bisa menentukan topik yang ingin dibahas dalam penulisan ilmiahnya. Lalu, membatasi topik tersebut sehingga lebih khusus dan fokus dengan apa yang ingin ditulisnya. Setelah itu, pemilihan judul dimana judul yang kita buat harus menarik dan praktis karena seringkali pembaca sebelum membacanya selalu melihat judulnya terlebih dahulu. Kemudian penentuan tujuan penulisan, bahan penulisan, kerangka karangan, dan mengetahui langkah-langkah penulisan ilmiah sehingga karangan ilmiah lebih terstruktur dan sistematis.

            Oleh sebab itu, peranan dosen dalam menguasai pengetahuan yang masih sangat dominan menjadi sangat penting dan dosen diharapkan mampu berbahasa Inggris. Jadi, dosen mampu dengan baik menyerap pengetahuan dalam bahasa Inggris dan mampu menyampaikanny ke dalam bahasa Indonesia kepada para mahasiswanya. Hal ini menyebabkan pembentukan istilah baru oleh dosen ,tapi sayangnya para dosen menganggap bahasa Indonesia tidak cukup kaya dan mampu sehingga dosen menyembunikan istilah baru ini karena takut diperolok. Padahal seharusnya, dosen menjelaskan penalarannya dalam menggunakan istilah baru tersebut.Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
·         Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
·         Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
·         Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
·         Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
·         Memperoleh kepuasan intelektual;
·         Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
            Bahasa tulis ilmiah merupakan perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah. Ciri Ragam Bahasa Tulis:
·         Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
·         Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
·         Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan
·         Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.

     A.    Karakteristik Penulisan Karya Ilmiah
1.      Mengacu Pada Teori
      Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah.
Fungsi teori :
a.       Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
b.      Dijadikan data sekunder / data penunjang (data utama: fakta)
c.       Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala
d.      Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.
2.      Berdasarkan fakta
      Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya dan konkret.
3.      Logis
      Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
4.      Lugas
      Dengan paparan yang lugas, kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat akan terhindarkan. Penulisan yang bernada sastra cenderung tidak mengungkapkan sesuatu secara langsung (lugas).
5.      Formal
Tingkat keformalan bahasa dalam artikel ilmiah dapat dilihat pada lapis kosakata, bentukan kata, dan kalimat. Kosakata yang digunakan cenderung menggarah pada kosakata ilmiah teknis, yang jarang dipahami oleh masyarakat umum. Perlu kecermataan dalam memilih kosakata untuk artikel ilmiah. Keformalan kalimat dalam artikel ilmiah ditandai oleh :
a.       Kelengkapan unsur wajib(subjek dan Predikat)
b.      Kebenaran isi
c.       Tampilan esai formal
6.      Jelas
      Ketidakjelasan pada umumya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang. Dalam kalimat panjang, hubungan antar gagasan menjadi tidak jelas. Oleh sebab itu, dalam artikel ilmiah disarankan tidak digunakan kalimat yang terlalu panjang. Kalimat panjang boleh digunakan asalkan penulis cermat dalam menyusun kalimat sehingga hubungan antar gagasan dapat diikuti secara jelas. Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak pembaca.
7.      Objektif
      Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.
8.      Sistematis
      Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib
9.      Sahih / Valid
      Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah yang berlaku.
10.  Seksama
      Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun kecilnya.
11.  Tuntas
      Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
12.  Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
13.  Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional)
      Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.

     B.     Kesalahan Umum Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmia
            Kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah pada umumnya berkaitan dengan:
1.      kesalahan penalaran,
2.      kerancuan
3.      pemborosan
4.      ketidaklengkapan kalimat,
5.      kesalahan kalimat pasif
6.      kesalahan ejaan, dan
7.      kesalahan pengembangan paragraf.

Sumber:


1 komentar: