Bahasa indonesia
merupakan bahasa resmi negara Indonesia. Oleh sebab itu setiap karya atau
penulisan ilmiah wajib menggunakan bahasa Indonseia yang baik dan benar. Karya
ilmiah menuntut kecermatan dalam penalaran bahasa karena karya tulis semacam
itu harus memenuhi ragam bahasa standar yang formal bukan bahasa pergaulan.
Ragam bahasa itu sendiri terdiri atas ragam bahasa lisan dan tulis. Ragam
bahasa untuk karya ilmiah hendaknya mengikuti ragam bahasa yang mencerminkan
bahwa penulis adalah seseorang yang terpelajar di dalam bidang tertentu.
Dalam membuat suatu penulisan karangan ilmiah diperlukan
kata-kata yang tepat dan bersifat formal agar isi dari karangan ilmiah tersebut
bisa dipahami dan dimengerti oleh pembaca sehingga tidak mengalami kerancuan
dan tidak terjadi kesalahpahaman oleh pembaca dalam mentafsirkan karangan
ilmiah yang anda buat. Maka dari itu, penulis harus benar-benar mengetahui tata
cara penulisannya sekaligus menguasai kata-kata dalam suatu bahasa sehingga
dapat merangkai suatu kata dengan baik dan benar baik secara lisan maupun
tulis.
Ragam bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku inilah
yang dapat mengidari kita dari keambiguan makna (bermakna ganda) karena karya
ilmiah itu tidak terikat oleh waktu. Dengan demikian, ragam bahasa untuk karya
tulis ilmiah sebisa mungkin tidak mengandung bahsa yang sifatnya kontekstual
seperti ragam bahsa jurnalistik. Tujuannya agar karya tersebut dapat tetap
dipahami oleh pembaca yang tidak berada dalam situasi atau konteks saat karya
tersebut diterbitkan. Kadang masalah ilmiah itu sulit dicari alat peraganya di
keadaan nyata karena bersifat abstrak.
Oleh karena itu diperlukan struktur bahasa yang canggih.
Aspek yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah yang berupa
penelitian adalah isinya harus bermakna, uraiannya jelas, memiliki kesatuan
yang bulat, singkat dan padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan yang berlaku. Pemenuhan
kaidah kebahasaan merupakan ciri utama dari bahsa keilmuan. Oleh sebab itu,
aspek kebahasaan dalm karya ilmiah sebenarnya adalah memanfaatkan kaidah
kebahasaan untuk mengungkapkan gagasan secara cermat. Kaidah ini menyangkut
struktur kalimat, diksi (pilihan kata), peristilahan, ejaan, dan tanda baca. Di
perguruan tinggi, kaidah bahasa Indonesia menjadi masalah karena sebagian besar
buku ilmu pengetahuan dan teknologi berbahasa Inggris sementara proses belajar
menggunakan bahasa Indonesia.
Setelah mengerti bagaimana cara penggunaan kata yang baik
dan benar baik secara lisan maupun tulisan, selanjutnya yang harus kita siapkan
dalam penulisan ilmiah yaitu perencanaan penulisan karangan ilmiah. Dimana
penulis harus bisa menentukan topik yang ingin dibahas dalam penulisan
ilmiahnya. Lalu, membatasi topik tersebut sehingga lebih khusus dan fokus
dengan apa yang ingin ditulisnya. Setelah itu, pemilihan judul dimana judul
yang kita buat harus menarik dan praktis karena seringkali pembaca sebelum
membacanya selalu melihat judulnya terlebih dahulu. Kemudian penentuan tujuan
penulisan, bahan penulisan, kerangka karangan, dan mengetahui langkah-langkah
penulisan ilmiah sehingga karangan ilmiah lebih terstruktur dan sistematis.
Oleh sebab itu, peranan dosen dalam menguasai pengetahuan
yang masih sangat dominan menjadi sangat penting dan dosen diharapkan mampu
berbahasa Inggris. Jadi, dosen mampu dengan baik menyerap pengetahuan dalam
bahasa Inggris dan mampu menyampaikanny ke dalam bahasa Indonesia kepada para
mahasiswanya. Hal ini menyebabkan pembentukan istilah baru oleh dosen ,tapi
sayangnya para dosen menganggap bahasa Indonesia tidak cukup kaya dan mampu
sehingga dosen menyembunikan istilah baru ini karena takut diperolok. Padahal
seharusnya, dosen menjelaskan penalarannya dalam menggunakan istilah baru
tersebut.Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
·
Melatih untuk mengembangkan keterampilan
membaca yang efektif;
·
Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan
dari berbagai sumber;
·
Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
·
Meningkatkan pengorganisasian fakta/data
secara jelas dan sistematis;
·
Memperoleh kepuasan intelektual;
·
Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
Bahasa
tulis ilmiah merupakan perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah. Ciri
Ragam Bahasa Tulis:
·
Kosa kata yang digunakan dipilih secara
cermat
·
Pembentukan kata dilakukan secara
sempurna,
·
Kalimat dibentuk dengan struktur yang
lengkap, dan
·
Paragraf dikembangkan secara lengkap dan
padu.
A. Karakteristik
Penulisan Karya Ilmiah
1.
Mengacu Pada Teori
Artinya
karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir /
kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah.
Fungsi teori :
a.
Tolak ukur pembahasan dan penjawaban
persoalan
b.
Dijadikan data sekunder / data penunjang
(data utama: fakta)
c.
Digunakan untuk menjelaskan,
menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala
d.
Digunakan untuk mendukung dan memperkuat
pendapat penulis.
2.
Berdasarkan fakta
Artinya
setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya dan
konkret.
3.
Logis
Artinya
setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan
diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
4.
Lugas
Dengan
paparan yang lugas, kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat akan
terhindarkan. Penulisan yang bernada sastra cenderung tidak mengungkapkan
sesuatu secara langsung (lugas).
5.
Formal
Tingkat keformalan bahasa dalam
artikel ilmiah dapat dilihat pada lapis kosakata, bentukan kata, dan kalimat.
Kosakata yang digunakan cenderung menggarah pada kosakata ilmiah teknis, yang
jarang dipahami oleh masyarakat umum. Perlu kecermataan dalam memilih kosakata
untuk artikel ilmiah. Keformalan kalimat dalam artikel ilmiah ditandai oleh :
a.
Kelengkapan unsur wajib(subjek dan
Predikat)
b.
Kebenaran isi
c.
Tampilan esai formal
6.
Jelas
Ketidakjelasan
pada umumya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang. Dalam kalimat
panjang, hubungan antar gagasan menjadi tidak jelas. Oleh sebab itu, dalam
artikel ilmiah disarankan tidak digunakan kalimat yang terlalu panjang. Kalimat
panjang boleh digunakan asalkan penulis cermat dalam menyusun kalimat sehingga
hubungan antar gagasan dapat diikuti secara jelas. Artinya setiap informasi
dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya, gamblang, dan
sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan
dalam benak pembaca.
7.
Objektif
Artinya
dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif,
senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan
baik pribadi maupun golongan.
8.
Sistematis
Baik
penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara
rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku,
terurut, dan tertib
9.
Sahih / Valid
Artinya
baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan
ilmiah yang berlaku.
10. Seksama
Baik
penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat,
teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun
kecilnya.
11. Tuntas
Pembahasan
dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya karangan
tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
12. Bahasanya
Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus
baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar
bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
13. Penulisan
sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional)
Akan
tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat
penulis bernaung tetap harus diperhatikan.
B. Kesalahan
Umum Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmia
Kesalahan pemakaian bahasa Indonesia
dalam tulisan ilmiah pada umumnya berkaitan dengan:
1.
kesalahan penalaran,
2.
kerancuan
3.
pemborosan
4.
ketidaklengkapan kalimat,
5.
kesalahan kalimat pasif
6.
kesalahan ejaan, dan
7. kesalahan
pengembangan paragraf.
Sumber:
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus